Kamis, 13 Oktober 2016

Contoh Bussines Plan


BAB I

PENDAHULUAN
 

A.Latar Belakang

Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan dalam maupun luar kota.untuk kebutuhan dalam kota saja sudah kualahan,hal ini di karenakan hasil ikan laut tidak bisa dipastikan hasilnya karena pengaruh dari cuaca dan kondisi laut yang sekarang sudah tercemar sehingga untuk mencari ikaan laut agak susah,sedangkan permintaan akan ikan terus meningkat.
Faktor lain yang memegang peranan penting atas proyek ikan lele adalah rasa dagingnya yang khas dengan kaandungan omega padat dan gizi yang cukup tinggi,sehingga sering dijadikan sebagai sumber prote’in yang murah dan mudah didapat,serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh masyarakat.
Oleh karena kepopulenya itu membuat ikan lele memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan.

B.Tujuan
-Memenuhi kebutuhan masyarakat akan hasil perikanan
-Berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian terutaman dikalangan masyarakat menengah kebawah, dengan timbulnya usaha usaha derivative dan kemitraan yang melibatkan masyarakat, sehingga pada akhirnya akan mampu mengurangi pengangguran.

C. Analisa SWOT
1. Strength (Kekuatan) dari usaha ini antara lain,
a. Dibutuhkan oleh semua masyarakat
b. Pertumbuhan ikan lele yg cepat usia 4 bulan sudah bisa di pasarkan.
c. Pendistribusian yang cepat, karena setiap daerah ada pasar
2. Weakness (Kelemahan) dari yang telah saya teliti ialah,
a. Apabila bibit baru di masukan ke kolam biasanya ada yg mati di karenakan proses adaptasi.
b. Sudah banyak pengusaha lain di bidang usaha yang sama
3. Opportuniti (Peluang)
a. Banyaknya tempat pemasaran, seperti pasar,restoran,pedagang pecel lele, dll.
b. Fasilitas/transportasi sudah memadai dalam proses pendistribusian produk.
4. Treath (Ancaman)
a. Ada banyaknya pesaing yang bergerak di bidang usaha yang sama
b. Persaingan harga yang tidak sehat 


BAB II 

TENTANG PERUSAHAAN


A. Nama Perusahaan
Usaha ini saya beri nama “Budidaya Ikan Lele Najung”. Saya berkeyakinan sangat tinggi dengan keberhasilan bisnis ini, dimana setelah mempertimbangkan segala sesuatu nya, keyakinan akan bisnis ini menjadi bisnis besar sangat tinggi.

B. Jenis Perusahaan

Sebagai bentuk awal dari usaha ini adalah usaha budidaya. Seiring dengan suatu motivasi untuk tumbuh berkembang, pengusaha dalam waktu dekat akan menjadikan usaha ini sebagai usaha yang berbentuk Usaha Dagang (UD) yang berbadan hukum yang sah dan kuat.
Berdasarkan perencanaan ini, maka akan dibutuhkan waktu sebagai proses teknis pelaksanaan usaha. Disini pengusaha sudah memberikan target yang harus dicapai dalam satu tahun kedepan. Target itu dimulai dengan usaha budidaya, dan target enam (6) bulan usaha adalah terbentuknya Usaha Dagang (UD), dan dalam satu (1) tahun.

C. Lokasi Perusahaan

Usaha “Budidaya Ikan Lele Najung” berlokasi di kawasan Purworejo, tepatnya di Desa Kaliwungu Kidul, Kecamatan Ngombol. Usaha ini sebagai permulaan didirikan di lahan sawah yang tidak produktif lagi, dengan luas tanah 10 are. Kawasan ini akan diusahakan untuk pembuatan 30 kolam ikan, dengan luas rata-rata kolam ± 12 meter per kolam. Kapasitas yang direncanakan untuk setiap kolam adalah 1.000 sampai 2.000 ekor ikan.


BAB IV
PELAKSANAAN USAHA


A. Teknis Pembuatan Kolam.
Kolam, sebagai tempat utama budidaya lele, dibuat secara efektif dan
efisien. Dalam usaha ini direncanakan adanya kombinasi antara kolam tanah
dengan kolam terpal. Kolam tanah akan dibuat 8 kolam,. Sedangkan sisanya akan dibuat kolam terpal, sebanyak 12 kolam.
-Kolam terpal.
Suatu teknologi yang murah dan gampang diterapkan, adalah pembuatan kolam dengan menggunakan terpal. Kolam terpal dibuat rata-rata dengan luas 12 meter persegi, dan memerlukan terpal dengan ukuran 4 x 5 meter. Kolam terpal ditujukan untuk budidaya dari bibit lele, sampai berusia sekitar 2 bulan. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pensortiran, dimana lele memiliki sifat kanibalisme yang tinggi, sehingga harus selalu dikontrol kemerataan pertumbuhan lele tersebut. Yang kecil akan dimakan oleh yang besar.
Pensortiran dilakukan paling tidak 3 kali selama masa panen.
-Kolam tanah
Kolam tanah ditujukan untuk ikan lele yang sudah tidak memerlukan tahap pensortiran, yang sudah berumur antara 2 bulan keatas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan treatment khusus kepada lele yang akan dijual, dimana situasi mirip dengan keadaan alamiahnya, sehingga memaksimalkan pembesarannya.

B. Pengairan

Secara topografi, letak atau lokasi usaha budidaya adalah disamping saluran irigasi persawahan. Sehingga ini menjadi tempat yang sangat ideal untuk pembangunan kolam. Selain tidak akan kekurangan air, juga akan terbebas dari Banjir, karna memiliki sedikit kemiringan dan ketinggian yang ideal, dan saluran pembuangan air yang bagus. Untuk kelancaran dan efisiensi waktu, digunakan satu mesin sanyo. Untuk kolam tanah, akan digunakan system air mengalir.

C. Pakan

Dalam usaha agribisnis ini akan menggunakan pellet sebagai makanan utama. Setelah berusia kurang lebih dua bulan, akan diberikan kombinasi makanan,yaitu dari
jeroan ayam dan roti.
Untuk analisa jumlah pakan yang dibutuhkan dapat dilihat dari ilustrasi
dibawah
Harga pellet per sak (30 kg) adalah rata-rata Rp. 225.000, atau Rp. 7.500/ kg
Harga jeroan ayam Rp. 2.000/ kg
Harga roti Rp 1.000/ kg
Untuk menghasilkan 1 kilogram daging lele siap panen, diperlukan 0.8 kilogram
pakan. Apabila hanya menggunakan pellet, maka akan dibutuhkan pakan sebesar:
Jumlah pakan untuk produksi 50.000 ekor lele    = hasil / kilogram dibagi 0.8                    
                                                                              =  5.714 x 0.8=4.571 kg
                                                                              = 4.571 kg x Rp. 7.500
                                                                              = Rp. 34.282.500
Jadi, dari ilustrasi diatas, dibutuhkan Rp. 34.282.500 untuk memproduksi
50.000 ekor lele.
Dalam prinsip untuk memaksimalkan hasil usaha, maka keputusan untuk mengkombinasikan pakan akan menjadi jalan yang terbaik, yaitu dengan
mengkombinasikan 50% pakan dengan pakan non pellet. Untuk ilustrasi analisisnya
dapat dilihat dibawah ini.
Dari jumlah pakan yang diperlukan, yaitu 4.571 kg, digunakan pellet sebanyak 2.285 kg. sehingga,
Total biaya pakan pellet  = 2.285 kg x Rp. 7.500
                                         = Rp 17.141.500
Sedangkan untuk pakan non pellet adalah
Total biaya pakan non pellet  = 2.285 kg x Rp. 2.000
                                                = Rp. 4.570.000
Dari analisis ini, maka total pakan campuran yang diperlukan adalah Rp. 21.711.500.
Dari perbandingan pakan yang diberikan diatas, selisih yang dihasilkan sebesar
Selisih biaya pakan  = pakan full pellet–pakan campuran
                                 = 34.282.500–21.711.500
                                 = Rp. 12.571.000
Tentunya itu merupakan selisih yang sangat banyak yang mencapai 37% dari total biaya pakan murni pellet.

D. Manajemen Usaha

Dalam usaha “Budidaya Ikan Lele Najung” ini, selaku pemilik, Singgih Pamungkas, akan berpe ran aktif langsung selaku manajer dari perusahaan. Untuk regular harian, akan direncenakan diajak dua orang karyawan yang membantu kelancaran usaha.
Adapun rancangan biaya yang akan dikeluarkan adalah
Rp. 2.000.000 untuk dua pekerja/bulan
Rp. 2.000.000 untuk seorang manager.
Jadi total biaya tenaga kerja yang direncanakan adalah 4.000.000/ bulan.
Akan tetapi, untuk usaha yang masih sifatnya Inhouse Production(produksi budidaya sendiri) hanya membutuhkan satu orang karyawan. Satu tenagan lagi akan diperlukan setelah system kemitraan bisa berjalan, yang direncanakan dalam waktu enam bulan dari usaha dimulai.Jadi, untuk awal usaha budidaya diperlukan biaya tenaga kerja sebesar Rp.3.000.000/bulan.

 
Bab V
PEMASARAN


Dalam sebuah produksi, tentunya pasar adalah salah satu bagian yang sangatn penting. Dalam hal ini target pasar kami adalah :

A.Pasar Tradisional

Setelah dilakukan observasi pedagang menjual ikan lele dengan harga Rp 16.000,00-Rp 18.000,00 per Kg. Sedangkan mereka membeli kepada pengepul Rp 15.000,00 per kg.

B. Pedagang Pecel Lele

Setelah dilakukan observasi pedagang pecel lele  bisa menjual 500 ekor lele per hari ini merupakan pasar yg menjanjikan.

C. Pengepul dan Kolam Pemancingan

Dalam hal ini untuk kolam pemancingan juga sangat banyak yang memerlukan lele dengan berat yang lebih tinggi. Untuk segmen ini adalah segmen yang sangat mudah, tinggal mencari
atau menghubungi pembeli, maka mereka akan datang untuk membeli hasil budidaya.
Akan tetapi untuk harga mereka hanya bisa mengambil lebih murah dari harga
pasar, yaitu berkisar antara Rp. 11.000 sampai 13.000 per kilogram.

D. Rumah Makan dan Restaurant

Di daerah Purworejo sendiri terdapat ratusah restaurant dan rumah makan yangmenyediakan makanan lele. Ini adalah market segment selanjutnya yang juga sangat potensial. Pemasaran di segmen ini direncanakan dilakukan setelah terbentukkemitraan yang kuat, sebab untuk Inhouse Production belum cukup memenuhi kuantitas pasar.

 
BAB VI
ANALISIS USAHA


Untuk melihat kelayakan usaha budidaya lele mulia sari ini, maka diperlukan suatu
analisis kelayakan usaha, yang bisa dilihat pada analisis dibawah ini;

A. Investasi

-Sewa lahan 1 tahun seluas10 are = Rp. 1.500.000
-Biaya pembuatan kolam termasuk ongkos dan terpal @ Rp. 300.000
Total biaya kolam = Rp. 300.000 x 30 kolam
                              = Rp. 9.000.000
Total investasi awal yang diperlukan adalah Rp. 10.500.000

B. Biaya Tetap

-Biaya penyusutan lahan Rp 1.500.000/ 1 tahun = Rp 1.500.000
-Biaya penyusutan kolam Rp Rp. 9.000.000/ 3 tahun = Rp. 3.000.000
Jadi, total biaya tetap yang diperlukan dalam setahun adalah
Total biaya tetap = 1.500.000 + 3.000.000
                             = Rp 4.500.000

C. Biaya Variable

Biaya variable untuk 1 tahun diasumsikan untuk penebaran bibit sebanyak 3 kali per tahun, dengan masa panen 3 sampai 4 bulan, untuk setiap budidaya, dengan jumlah benih yang ditebar untuk setiap masa budidaya adalah 50.000 ekor, dan
dengan asumsi kematian dan kehilangan sebanyak 20%.

-Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 150.000 ekor, @ Rp 125
= 125 x 150.000
= Rp. 18.750.000/tahun

-Obat-obatan 30 unit @ 50.000
= 30 x 50.000
= Rp 1.500.000/tahun

-Pakan sesuai dengan analisis pakan sebelumnya yaitu Rp. 21.711.500/masa budidaya
= 21.711.500 x 3
= Rp. 65.134.500/tahun


-Alat perikanan 20 unit @ Rp 100.000
= 100.000 x 20
= Rp 2.000.000

-Tenaga kerja tetap
@Rp. 3.000.000/bulan
= 3.000.000 x 12
= Rp. 36.000.000

-Biaya lain-lain 12 bulan @ Rp. 150.000/bulan
= 12 x 150.000
= Rp. 1.800.000

Total biaya variable adalah:
= 18.750.000 + 1.500.000 + 65.134.500 + 2.000.000 + 36.000.000 + 1.800.000
= Rp. 125.184.500

D. Total Biaya

Dari uraian diatas, maka total biaya yang diperlukan untuk memulai usaha budidaya lele dalam 1 tahunadalah;
Total biaya
= Biaya tetap + Biaya Variabel
= 4.500.000 + 125.184.500
= Rp 129.684.500

E.Pendapatan

Dalam proses produksi yang dilakukan, seperti dalam analisis pakan di bab sebelumnya, dalam satu kali proses produksi dengan penebaran bibi 50.000 ekor, dan asumsi kematian 20%, maka akan dihasilkan 5.714 kg maka dalam satu tahun akan dihasilkan;
Produksi tahunan
= 5.714 kg x 3
= 17.142 kg per tahun.
Dengan harga jual diasumsikan Rp. 12.000 kep kilogram, maka;
Total penghasilan dalam 1 tahun
= 17.142 x 12.000
= 205.704.000
Jadi, total pendapatan bersih yang bisa diterima dari usaha budidaya lele ini adalah
Total nett pendapatan
= 205.704.000–129.684.500
= Rp. 76.019.500.
Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa keuntungan bersih
yang akan diperoleh adalah Rp. 76.019.500.


BAB VII
KEUANGAN DAN MODAL


Dalam analisis diatas, modal yang diperlukan untuk produksi tahunan sebesar Rp 129.684.500. Akan tetapi untuk biaya variable, hanya diperlukan biaya untuk 3 bulan pertama, karna setelah itu akan ada pemasukan dari budidaya yang pertama, yang nantinya akan diputar. Rincian ini dapat dilihat pada ilustrasi dibawah:
Biaya tetap Rp 4.500.000
Bibit 3 bulan 50.000 x @125= Rp 6.250.000
Pakan Rp 21.711.500
Tenaga kerja Rp  9.000.000
Obat-obatan dan alat perikanan Rp 1.500.000
Lain-lain Rp 450.000
Total biaya yang diperlukan Rp 43.411.500

Karena keterbatasan akan modal pengusaha, maka direncanakan untuk melakukan pinjaman ke Bank sebesar Rp. 20.000.000 dengan pasa pinjaman 2 tahun. Apabila peminjaman menggunakan system bunga menetap 0.9% per bulan, maka pengusaha akan dibebankan bunga sebesar Rp. 180.000.
Dengan demikian maka laba tahunan akan dipotong beban bunga Bank, yaitu;
Total laba tahunan
= Rp 76.019.500–(Rp. 180.000 x 12 bulan)
= Rp. 73.859.500
Jaminan yang akan digunakan dalam melakukan pinjaman adalah jaminan
usaha, yaitu “Usaha Budidaya Ikan Lele Najung”

  
BAB VIII
ASPEK PERSAINGAN


Dalam setiap usaha yang dilakukan, pasti akan ada persaingan yang harus dihadapi.
Tentunya itu akan kembali kepada manajemen usaha itu sendiri, apakah mampu
bersaing dengan yang lain atau tidak. Dalam usaha untuk bisa bersaing, bahkan menjadi
pemenang dalam persaingan, pengusaha sudah membuat beberapa langkah strategis,
antara lain:

1.Melakukan pemasaran door to door
Pemasaran ini dilakukan dengan mencari langsung mereka yang membutuhkan produk lele segar, misalnya pedagang pecel lele, restaurant, warung makan, dan ke pedagang tradisional di pasar tradisional.

2.Mempertahankan pelanggan dengan system kualitas, kuantitas, serta kontinyuitas yang baik.
Hal ini merupakan basic atau dasar dalam menjalankan usaha. Dengan rasa puas yang didapatkan pelanggan, maka mereka akan menjadi pelanggan yang baik, dan bahkan bisa mendatangkan pelanggan baru, melalui pemaaran dari mulut ke mulut.

3.Pemasaran on spot.
Pemasaran ini dilakukan dengan menjual langsung hasil budidaya di tempat usaha, baik itu ke pengepul, maupun, ke pedagang -pedagang yang mau
membeli kelokasi, dengan pelayanan yang baik

4.Pembangunan kemitraan.
Usaha untuk perluasan usaha sehingga mampu bersaing dengan para competitor yang lainnya adalah menguatkan produksi, sehingga bisa kokoh dalam usaha.

5.Membangun relasi yang kuat.
Relasi merupakan salah satu factor yang sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Untuk itu, hubungan relasi akan terus ditingkatkan guna mendapatkan informasi yang jauh lebih cepat dari pesaing bisnis lainnya

Laporan Pendidikan Farmasi Dasar (AA)



Laporan Pendidikan Farmasi Dasar (AA)

Kelarutan
1. sangat mudah larut ; kurang dari 1
2. mudah larut ; 1-10
3. larut;10-305
4. sukar larut;100-1000
5. sangat sukar larut;1000-10.000
7. praktis tidak larut;lebih dari 10.000

Suhu penyimpanan
1.dingin ; lebih dsri 8
2.sejuk; 8 sampai 15
3.suhu kamar ; 15 -30
4.hangat ;30-40
5.panas ; lebih dari 40


1.tanggal dan tempat (inscription)
2.aturan pakai .;signature
3.paraf ;subcriptio
4.R/ ; invocation
5. nama obat ; ordination
Resep untuk pengobatan segera
Cito  ,urgent, statim, p.i.m ;periculum in mora ( berbahaya bila di tunda)
Komposisi resep menurut fungsi          
1.     Remidium  cardinal ;obat yang  berkhasiat utama
2.     Remidium ajuvans;obat bekerja bahan utama
3.     Corrigens ;zat tambahan ( warna rasa
Serbuk Sediaan

Pulvis : campuran kering bahan obat yang di haluskan
Kelebihaan ;
1.     Dokter leluasa dalam memilih dosis
2.     Lebih stabil untuk obat yg rusak oleh air
3.     Cocok untuk anak’
Kelemahan
1.tidak tertutup rasa
2. pada penyimpanan menjadi lembab
Jenis jenis serbuk
1.puvis  adspersorius; serbuk ringan
2. dentifricius ; serbuk gigi
3. sternutatorius; serbuk bersin
4        4.     Pulvis effervescent ;serbuk biasa yg di telan