BUSINESS MANAGEMENT
PENGANTAR MANAJEMEN
Fungsi-Proses-Pengendalian
Penulis
: Amirullah, S.E.M.M
NAMA:
SINGGIH PAMUNGKAS
NIM: 16092680
SEMESTER: 1 (SATU)
BAGIAN I PENDAHULUAN
BAB I. ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A. PENGERTIAN DAN
MANFAAT ORGANISASI
Organisai dapat diartikan sebagai suatu pengaturan orang-
orang secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi mempunyai 4 karakteristik:
1.
Tujuan
2. Kumpulan orang
3. Struktur
4.
Sistem dan prosedur
B. PENGERTIAN
MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
C. EFISIENSI DAN
EFEKTIVITAS MANAJEMEN
Efisiensi adalah menggunakan sumber daya secara benar
atau sekecil mungkin( tidak ada pemborosan) untuk menghasilkan semaksimal
mungkin.
Efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan dan hasil akhir yang tinggi
1.
Manajemen sebagai proses kegiatan
2. Manajemen
sebagai suatu ilmu dan seni
3. Manajemen sebagai profesi
4.
Manajemen sebagai kumpelan orang untuk mencapai tujuan
D. FUNGSI DAN
PROSES MANAJEMEN
1.
Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing )
3. Pengarahan (actuating)
4.
Pengendalian (controling)
F. BIDANG-BIDANG
MANAJEMEN
1.
Bidang pemasaran
2. Bidang operasional
3. Bidang keuangan
4.
Bidang SDM
G. TINGKATAN
MANAJER DAN TANGGUNG JAWAB
1.
Top manager
Bertanggung jawab
terhadap prusahaan secara keseluruhan. Tugasnya yaitu menetapkan tujuan,
strategi, dan kebijakan perusahan.( GM, CEO, Presdir, Vice president).
2. Middle manger
Mengawasi dan menerapkan
rencana top manger. (Manager divisi, manger cabang)
3. First- line manager
Memimpin dan mengawasi
tenaga operasional secara langsung. ( foreman, mandor, supervisor)
H. PERAN-PERAN
MANAJER
1.
Peran interpersonal
Bagaimana seorang managr
berhubungan dengan orang lain( pemimpin lambng, pemimpin penghubung)
2. Peran informasional
Bagaimana manager
menukar dan memproses informasi (pengawas, juru bicara, penyebar informasi)
3. Peran memutuskan.
Bagaimana seorang manager
memanfaatkan informasi dalam mengambil keputusan.
I. KETRAMPILAN
MANAJER
1.
Technical skill : ketrampilan/
kemampuan menggunakan keahlian khusus.
2. Human skill : kemampuan berhubungan dengan orang lain.
3.
Conseptual skill : kemampuan melihat
situasi secara luas dan mampu memecahkan persoalan.( bersifat teoritis)
BAB 2. PERKEMBANGAN SEJARAH
DAN TEORI MANAGER
A. SEJARAH
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Perkembangan management telah dimulai sejak manusia
berada di bumi, seiring perkembanga peradaban manusia, perkemabangan management
pun secara tidak langsung dituntut untuk memenuhinya.
B. TEORI
MANAJEMEN ILMIAH
Beberapa variabel yang harus diperhatikan dalam management
ilmiah :
a.
Pentingnya peran manager dalam
menggerakkan dan meningkatkan produktifitas perusahaan.
b. Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan-
persyaratan.
c.
Kondisi yang cukup untuk
meningkatkan produktifitas.
Peran manager menentukan pilihan kebijakan perusahan
sangat penting dan dianggap reformis dalam memperbarui persyaratan2 kerja, kondisi, hari
standar kerja dengan tujuan meningkatkan efisien dan efektivitas perusahaan.
Beberapa pendapat para pakar tentang teori ilmiah sebagai berikut:
1)
Robert owen (1771- 1858)
Dalam teorinya ia
menekankan pernanan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan,
serta menentukan prosedur- prosedur kerja, memperbaiki kondisi kerja, pelayanan kesejahteraan
karyawan juga tidak kalah pentingnya.
2)
Frederick W. Taylor
Ada 4 prinsip
management menurut taylor :
1. kemabangkan
sebuah ilmu bagi seetiap unsur pekerjaan
2. secara ilmiah
pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah dan kembangkanlah pekerja tersebut.
3. bekerja sama secara sungguh- sungguh dengan para
pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip
yang dikembangkan tadi.
4. bagilah
pekerjaan dan dasn tanggung jawab secara hampir merata antara pimpinan dengan
para pekerja. Management mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya ketimbang bagi para pekerjanya.
3)
Herrington emerson (1853- 1931)
a. perumusan
tujuan yang jelas.
b. kegiatan yang
dilakukan masuk akal.
c. tersedianya
staf yang cakap.
d. terciptanya
disiplin kerja.
e. pemberian balas
jasa yang adil.
f. laporan
terpercaya, cepat, tepat dan kontinyu.
g. pemberian
instruksi- prencanaan dari urutan kerja.
h. adanya standar-
standar dan schedule, metode dan waktu setiap kegiatan.
i. kondisi yang
standart.
j. operasi yang
standart.
k. intruksi-
intruksi praktis tertulis standart.
l. balas jasa efisien-
rencana insentif.
C. TEORI MANAJEMEN KLASIK
1) Henry Fayol ( 1841- 1925)
Menurutnya kegiatan-
kegiatan management dibagi menjadi beberapa kelompok:
a. Technical : merencanakan dan mengorganisir produk
b. Commercial : membeli bahan dan pemasaran produksi
c. Financial : mencari dan menggunakan modal usaha
d. Security : keamanan, keselamatan kerja
dan harta perusahaan
e.
Akutansi :mencatat,menghitung,mengkalkulalasi,semuabiayadan keuntungan.
2) James D.mooney
a. Koordinasi :wewenang, saling melayani,perumusan tujuan, disiplin
tinggi.
b. Prinsip skalar : prinsip hubungan kepemimpinan,pendelegasian, &
fungsi tertentu
c. Prinsip fungsional : prinsip mendefinisikan berbagai macam tugas
d. Prinsip staf : prinsip membedakan manager staff dan lini
E. PENDEKATAN HUBUNGAN MANUSIAWI
Human Resource Approach= asumsi
manusia adalah makhluk sosial dan mempunyai keinginan untuk aktualisasi
1.
Hawthorne studies(Elton Mayo)
Ada 2
hal yang dianggap mempunyai arti penting :
-Suasana kelompok.
-Pengawasan yang lebih
partipatif
2. Teori kebutuhan manusia (Abraham Maslow)
3. Teori X dan teori Y (Douglas McGregor)
Kepribadian dan orgnanisasi ( Chris Argyris
F. PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN
Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep :
1.
Teori perilaku
Teori perilaku ini
ditandai oleh tingkan tiga kelompok:
1). perilaku
individu per individu, 2). Perilaku antar kelompok- kelompok sosial,
3).Perilaku antar kelompok sosial
2. Teori kuantitatif
Teori ini fokus
pada perhitungann yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Prosedurnya
yaitu:
1). Merumuskan
masalah, 2). Menyusun model matematik, 3). Mendapatkan penyelesaian
dari model, 4).
Menganalisis model dan hasil yang diperoleh dari model, 5). Menetapkan
pengwasan atas hasil model, 6). Mengadsakan implementasi kegiatan.
G. PENDEKATAN SISTEM MANAGEMENT
Sistem dapat diartikan kumpulan dari bagian yang saling
berhubungan satu sama lain sesara
bersama- sama mencapai tujuan tertentu.
Management sebagai suatu sistem:
(Lingkungan input,management, lingkungan
output)=>SDM, material, teknologi, informasi-> proses transformasi
management-> barang dan jasa
H. PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan ini berusaha untuk menyesuaikan antara
tanggapan manajerial dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai
macam situasi. Dalam pendekatan ini yang dicari adalah cara membantu manajer untuk
dapat memahami dan menanggapi perbedaan situasioal.
BAB 3. MANAGEMENT PERUBAHAN LINGKUNGAN
A. PENGANTAR
Manajemen perubahan lingkungan sangat membutuhkan analisis lingkungan.
Analisis lingkungan adalah proses pengamatan terhadap oaganisasi untuk
mengidentifikasi ancaman dan peluang saat ini dan masa yang akan datang.
Berikut ini management dan lingkungannya
*Internal management : management
*Lingkungan ekstenal langsung : pemerintah, pesaing, pemasok, pelanggan, lembaga
keamanan.
*lingkungan umum : politik, budaya,
demografi,ekonomi,alam, teknologi.
B. MENGAPA
MANAJER PERLU ANALISIS LINGKUNGAN
Alasan utama :
1. organisasi tidak berdiri sendiri,tetapi membutuhkan interaksi
dengan bagian dari lingkungannya itu sendiri dan harus mampu beradaptasi.
2. pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks
dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah prusahaan.
Menurut Jauch dab Glueck. :
1) Analisis lingkungan memberikan kesempatan pada
rencana strategis untuk mengantisipasi peluan dan membuat rencana untuk
melakuakan tanggapan pilihan terhadap peluang ini.
2) Membantu rencana
strategis untuk mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari
ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi
keuntungan organisasi.
Dalam mengananlisis lingkungan sebuah perusahaan dapat
menggunakan metode SWOT, Strength(mengidntifikasi kekuatan sebuah
perusahaan),weakness (kelemahan dari perusahaan itu sendiri), opportunity
(mengidentifikasi semua peluang yang bisa didapatkan), threat ( ancaman dari
luar perusahaan seperti persaingan dll.)
Apabila dikaitkan dengam SWOT ,analisis lingkungan sangat
penting dengan alasan:
1.
Mengetahui kondisi masa sekarang dan
masa depan perusahaan.
2. Mendapatkan informasi tentang competitor, customer, dan stake holder.
3. Mengidentifikasi peluang dan ancaman.
4. Agar dapat mengeksplor kekuatan dan kelemahan.
5. Unggul dalam persaingan.
C. LINGKUNGAN
EKSTERNAL LANGSUNG
Lingkungan eksternal langsungmerupakan merupakankekuatan
yang berada diluar kemampuan dan kendali perusahaan yang berpengaruh pada
kinerja organisasi management. Lingkungan tersebut meliputi :
a.
Pemasok- penyedia fasilitah dan
kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Pelanggan
c. Lembaga keuangan
d. Pesaing
e. Pemerintah
D. LINGKUNGAN
UMUM PERUSAHAAN
Komponen dari lingkungan umum
meliputi:
1)
Demografi: besarnya populasi,
distribusi pendapatan,komposisi etenis.
2) Ekonomi: tingkat infanlasi, suku bunga, surplus dan defisit angagran,
produk domestik bruto.
3) Alam: bencana alam, cuaca.
4) Teknologi: inovasi produk, inovasi proses, apliksi pengethuan,
teknologi komunikasi.
5) Politik: hukum perpajakan, hukum tenaga kerja, deregulasi.
6)
Sosial budaya: variasi dalam
angkatan kerja, perilaku kualitas kerja, nilai dan kepercayaan.
E. LINGKUNGAN
INTERNAL PERUSAHAAN
Faktor yang harus di
pertimbangkan dalam menganalisi lingkungan:
1)
Pemasaran
2) Keuangan
3) Sumber daya manusia
4) Operasional
5) Organisasi
6) Budaya organisasi
F. LINGKUNGAN
INDUSTRI
Lingkungan industri adalah faktor- faktor yang merupakan ancaman bagi
pelaku bisnis baru, supplier,pembeli, produk pengganti, intensitas persaingan
secara langsung.
Kelompok industri :
a.
Perbankan
b.
Manufaktur
c.
Perhubungan
d.
Perkapalan
e.
Otomotif
f.
Tekstil
g.
Jasa
h.
Pertanian,kelautan, perkebuna
G. HUBUNGAN
LINGKUNGAN DAN ORGANISASI
Untuk melihat bentuk pengaruh lingkungan ada dua dimensi
utama:
1.
Tingkat perubahan
Akan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan
yang dapat diukur dengan skala tingkat perubahan stabil dan perubahan dinamis.
2.
Tingkat homogenitas
Melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan yang diukur
dengan skala homogennitas sederhana homogenitas kompleks.
BAB 4. ETIKA DAN PROFESI MANAJEMEN
A. TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
Menurut Carrol bahwa manager organisasi binsis memiliki empattanggung jawab :
Tanggung jawab dasar
1.
Tanggung jawab ekonomi:
memproduksi barang dan jasa yang bernilai
2.
Tanggung jawab hukum
Tanggung jawab sosial
3.
Tanggung jawab etika
4.
Tanggung jawab kebebasan memilih
Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan menerapkan
CSR(corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan
1.
Moralitas
2. Pemurnian kepenntingan sendiri
3. Teori ivestasi
4.
Mempertahankan ekonomi
Langkah strategis dalam menerapkan CSR:
1.
Srategi reaktif
2. Strategi defensif
3. Srategi akomodatif
4.
Strategi proaktif
C. MENGAPA MANAJEMEN DIPERLUKAN
Ada tiga alasan uatama diperlukannya management
yaitu:1) untuk mencapai tujuan, 2)untuk menjaga keseimbangan anatara tujuan-
tujuan dan sasaran- sasaran,dan kegiatan – kegiatan yang saling bertentangan,
3) untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
D. TUGAS DAN
PEKERJAAN MANAJEMEN
Menurut Hasibuan(2009) tugas manajer yaitu:
1.
Mengambil keputusan, membuat
rencana, menyusun organisasi,pengarahan, pengendalian, penilaian dan pelaporan
2. Memotivasi
3. Memenuhi kebutuhan bawahannya
4. Menciptakan kondisi yang nyaman
5. Delegasi wewenang
6.
Membina bawahannya
Tugas manjer jika dikategorikan menurut bidangnya:
4.
Memimpin tim
5.
Membuat konsep
6.
Mendelagasikan tugas
7.
Mengambil keputusan
8.
Mengawasi proses dan hasil kerja
bawahannya
9.
Meminta pertanggung jawaban pada
bawahan dan bertanggung jawab pada atasan
Pekerjaan manajemen laiinya menurut Winardi (2004)
1.
Mengelola pekerjaan dan organisasi
2.
Mengelola manusia
3.
Mengelola produksi dan operasi
BAGIAN II.
FUNGSI PERENCANAAN
BAB 5. MENYUSUN PERENCANAAN PERUSAHAAN
A. HAKIKAT DAN
PENTINGNYA PERENCANAAN
Perancanaan dapat di artikan sebagai suatu proses
menetapakan tujuan dan sasaran , menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan
di lakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk tujuan masa depan yang telah
di tetapkan. Perencanaan mengandung beberapa arti :
a.
Perencanaan sebagai suatu proses
b. Penetapan tujuan dan sasaran
c. Pemilihan tindakan
d. Mengkaji cara terbaik
e.
Perencanaan merupakan tujuan untuk
mencapai hasil akhir
Pentingnya peran perencanaan yaitu :
a.
Untuk mengkoordinasikan usaha-usaha
b. Untuk mengatasi perubahan
c. Untuk pengembangan manager
d. Untuk pengembangan standar kinerja
e.
Perencanaan mengurangi ketidak
pastian
B. JENIS-JENIS
PERENCANAAN
1.
Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
Jangka panjang: jangka
5 tahun lebih. Jangka pendek: satu tahun atau kurang.
2. Perncanaan strategis dan operasional
Strategis: rencana
jangka waktu yang panjang,ditentukan oleh manajer puncak. operasional: penjabaran dari strategis
plan.
3. Perencanaan sekali pakai dan perencanaan tetap
Sekali pakai:
untuk memenuhi kebutuhan situasi yang khas, meliputi: anggaran,proyek, program.
Tetap: digunakan terus
menerus, meliputi: kebijakan, prosedur, dan aturan.
C. PROSES
PENYUSUNAN PERENCANAAN
1.
Merumuskan misi dan tujuan
2. Memahami keadaan saat ini
3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
4.
Menyusun rencana kegiatan untuk
mencapai tujuan
Proses perencanaan berlangsung dalam enam langkah
1.
Mengembangkan rencana induk
2. Menyusun rencana penunjang
3. Mencantumkan nomor dan tanggal
4. Memberikan tugas
5. Menjelaskan semua rencana kepada semua yang terlibat
6.
Menijau rencana secara berkala.
Lingkungan dan peraturan selalu berubah. Oleh karna itu, rencana harus
diperiksa secara berkala untuk mengetahui apakah rencana tersebut juga perlu
diubah
D. PENDEKATAN
DALAM PERENCANAAN
Terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan yang dapat
dipergunakan dalam proses penyusunan perencanaan. Pendekatan-pendekatan
tersebut di antaranya adalah perencanaan insite-outperencanaan
outsite-i, perencanaan dari atas ke bawah
(top-down planning) dan perencanaan dari bawah ke atas (buttom-up planning)
serta perencanaan situasional (contingency planning)
1.
Pendekatan Perencanaan Insite-Out
Dan Outsite-In
Perencanaan
insite-out adalah perencanaan yang memfokuskan pada apa yang telah di lakukan
namun terus mengusahakan untuk melakukan yang terbaik yang dapat di lakukan.
Tujuan pencanaan ini untuk menjadikan organisasi lebih aktif dan membantu
pemanfaatan sumber daya yang lebih baik. Dan perencanaan outside-in mencoba
menganalisa lingkungan eksternal dan membuat perencanaan untuk mengeksploitasi
kesempatan-kesempatan dan meminimalisi permasalahan yang terjadi.
2. Pendekatan Perencanaan Top-Down Dan Perencanaan Buttom-Up
Pada perencanaan
dari atas ke bawah (top-down planning),
manajer puncak menentukan tujuan secara luas dan kemudian memperbolehkan
manajer tingkat bawah untuk membuat perencanaan dengan batas tersebut.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up
planning) memulai dengan
merencanakan yang di kembangkan pada tinkatan yang lebih bawah tanpa ada
batasan. Secara teratur melewati hierarki tersebut ke tingkat manajer puncak
kombinasi keduanya menghasilkan perrencanaan yang efektif.
3.
Pendekatan perencanaan
contigency
Pendekatan ini mencoba
untuk selalu menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan lingkungan baik
eksternal maupun internal
E. EFEKTIFITAS
PERENCANAAN
Walaupun efektivitas sangat penting pastinya juga
mengalami sebuah hambatan, antara lain
1)
Penolakan dari diri perencana
terhadap penetapan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Alasan manajer ragu
atau gagal dalam menetapkan tujuan organisasi :
a.
Kewenangan melepaskan tujuan
alternatif
b.
Ketakutan akan kegagalan
c.
Minimnya pengetahuan tentang
organisasi
d.
Minimnya pengetahuan tentang
lingkungan
e.
Kurang percaya diri
2) Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima
rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.
Terdapat tiga
alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan-perubahan yang akan
terjadi:
a. ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari
perubahan.
b. keengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada.
c. kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang
diusulkan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut ,maka penting bagi seorang manajer puncak maupun manajer yang lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang konktrit.
1.
Langkah-langkah yang ditempuh agar tujuan yang
sulit dapat dicapai;
a.
memberikan pelatihan dan bimbingan
mengenai cara untuk mencapai tujuan tersebut.
b.
penghargaan dan imbalan atas
tercapainya tujuan iu.
c.
memberikan tanggapan yang
membangun serta menunjang,apabila tujuan seringkali tidak tercapai.
2.
Langkah-langkah dalam menghadapi
penolakan terhadap perubahan sebagai berikut:
a.
Melibatkan para tenaga kerja dan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi dalam proses perencanaan
b.
Memberikan informasi yang lebih
banyak kepada para tenaga kerjamengenai rencana dan akibatnya yang mungkin
timbul,
c.
Mengembanagkan suatu pola
perncanaan yang efektif
d.
Menyadari akan dampak dari
perubahan yang diusulkan terhadap para anggota dan
memperkecil kekacauan yang tidak perlu.
BAB 6. MANAJEMEN STRATEGIS
A.
PENGANTAR
Sebelum organisasi ini berjalan atau sedang merumuskan kembali arah
bagi organisasinya yang sudah berjalan maka perlu menetapkan tujuan agar
memungkinkan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan mengembangkan
rencana rencana efektif.
B.
HIERARKI
MANAJEMEN STRATEGIS
Hierarki(jenjang) yaitu suatu urusan yang merupakan sebuah kumpulan
bisnis yang secara relatif independen, yang kadang-kadang disebut Unit Bisnis Strategis
atau Strategic Business Unit(SBU), mereka juga menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
yang yang mencakup bidang kegiatan dan bidang fungsioanal dari bisnis-bisnis
yang ada.
C.
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Proses manajemen strategis terdiri dari lima tahap:
1.
Analisi lingkungan
adalah untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) yang harus segera
mendapatkan perhatian serius dan pada saat yang sama perusahaan menentukan
beberapa kendala ancaman (threats) yang perlu antisipasi.
2.
Misi dan Tujuan Perusahaan
adalah suatu tujuan unik yang
membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi
cakupan operasinya. Sedangkan tujuan adalah landasan utama untuk menggariskan
kebijakan yang ditempuh dan arah tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
3.
Komponen Dalam Misi
a. Produk(barang atau jasa)
b.
Pasar
c.
Teknologi
D. HUBUNGAN MISI DAN TUJUAN
1.
Perumusan Strategi
Strategi merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi
dan terkoordinasi yang diambil untuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh
keunggulan bersaing.
2.
Penerapan(implementasi)Strategi
Beberapa
tanggung jawab utama dari manajer dalam mengimplementasikan strategi antara
lain:
1. Melakukan pembagian-pembagian tugas
2. Menentukan siapa yang bertanggung jawab
3. Menerapkan struktur pokok organisasi
4. Menentukan sumberdaya(fisik dan manusia)
5. Menetapkan jenis-jenis prestasi yang diperlukan
6. Menentukan motivasi pribadi
7. Menganalisis hubungan utama antar organisasi
8. Menjamin tingkat prestasi yang tepat
9. Menetapkan sistem informasi yang tepat
10. Mengadopsi program latihan
11. Menjamin kepemimpinan dalam membimbing dan memotivasi organisasi
3.
Evaluasi dan pengendalian
yaitu proses dimana manajer membandingkan
antara hasil-hasil yang diperoleh dengan
tingkat pencapaian tujuan.
E. TUJUAN
ORGANISASI
Adalah sesuatu yang ingin dicapai dengan segala kemampuan
yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Taktik adalah sarana operasi bagi pelaksanaan sebuah
strategi
F. JENIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUMUSAN TUJUAN
1. Profitabilitas
2. Produktivitas
3. Posisi
bersaing
4. Pengembangan
karyawan
5. Kepemimpinan
teknologi
6. Tanggungjawab
sosial
G. MANAJEMEN BY OBJETIVES(MBO)
Yaitu metode penerapan tujuan secara partisipatif yang
dipopulerkan oleh peter drucker melalui bukunya the practice of
management (1954), merupakan metode formal atau semi formal yang dimulai
dari penerapan tujuan,pelaksanaan, dan diteruskan dengan evaluasi.
Tujuan MBO yaitu mendorong
partisipasi bawahan dan memperjelas serta mengkomunikasikan tujuan, serta hasil
yang diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penetapan
tujuan puncak
2. Komitmen
manajemen puncak
3. Partisipasi
4. Review
5. Komunikasi
A. Membuat proses
evaluasi dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu
B. Menciptakan
komunikasi yang baik
C. Individu akan
lebih terkonsentrasi perhatiannya pada tujuan organisasi
D. Memperjelas
kegiatan apa yang harus dilakukan
E. Membantu dalam
perencanaan
BAB 7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
PENGANTAR
Pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat
penting bagi individu maupun organisasi. Keputusan(desicion) berarti
pilihan(choice) yaitu pilihan dari
dua atau lebih kemungkinan.
B.
JENIS-JENIS KEPUTUSAN
MANAJEMEN
1.
Keputusan yangTerprogram
(Programmed decision)
2.
Keputusan yang tidak terprogram
(non Programmed decision)
Keputusan di
katakan tidak terpogram apabila keputusan itu baru pertama kali muncul dan tidak tersusun(unstruktured).
Berdasarkan pada
jenjang dan tingkatannya, manajemen puncak seharusnya dipusatkan pada keputusan
yang tidak terprogram, sedangkan manajemen jenjang pertama seharusnya
memperhatikan keputusan yang diprogram.
C. TINGKAT-TINGKAT KEPUTUSAN
a.
Keputusan Otomatis (Autumatic Decisions)
Keputusan
ini dibuat sederhana, namun informasi tetap diperlukan
b.
Keputusan berdasarkan informasi yang
diharapkan (Expected Information
Decisions)
Artinya informasi yang sudah memberikan
aba-aba untuk mengambil keputusan
c.
Keputusan berdasar berbagai
kepentingan (Faktor Weighting Decisions)
Yaitu membandingkan satu informasi dengan
informasi lainnya
d.
Keputusan berdasar ketidakpastian
ganda (Dual-uncertainly Decisions)
Yaitu kepusan yang paling kompleks, jumlah
informasi yang diperlukan semakin banyak.
D.
KEPUTUSAN DAN JENJANG
MANAJEMEN
Masing-masing
tingkatan memiliki tanggung jawab pada setiap permasalahan sehingga dapat menunjukkan jenjang
manajemen yang tepat untuk melakukan pengambilan keputusan.
E. TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tahap 1. Identifikasi dan
defenisi masalah
Tipe-tipe masalah:
a.
Masalah terstruktur dan tidak
terstruktur
Masalah terstruktur
adalah masalah pada umumnya,terus terang dan jelas dalam hal informasi yang
dibutuhkan dan menyelesaikannya. Sedangkan masalah tidak terstruktur adalah
masalah yang memiliki informasi terbatas dalam situasi yang baru atau tidak
terduga.
b.
Masalah menghadapi krisis
Yaitu masalah yang
tidak terduga dan dapat menghancurkan jika tidak ditangani dengan cepat dan
tepat
Tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan
Tahap 3. Evaluasi
alternatif pemecahan
Tahap 4. Memilih
Alternatif
Tahap 5.
Implementasi Keputusan
Tahap 6. Evaluasi
dan pengendalian
F. GAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
Gaya Direktif(Pengarahan)
Tipe direktif
membuat keputusan secara cepat dan memusatkan perhatian dalam jangka pendek
b.
Gaya Analitis
Tipe ini
menginginkan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan.
c.
Gaya Konseptual
Tipe ini
memusatkan perhatian dalam jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan
pemecahan masalah.
d.
Gaya Perilaku
Tipe ini menaruh
perhatian terhadap prestasi anak buah dan rela menerima saran dari orang lain.
G. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Model Keputusan Klasik
Model ini
berpandangan bahwa manajer bertindak dalam kepastian
2.
Model Keputusan Administratif
Ketika para
Manajer dihadapkan pada lingkungan yang kompleks, informasi yang terbatas,
mereka cendrung menggunakan strategi yang sederhana yang disebut heuristik.
Macam-macam
heutistik:
a.
Availability Heuristik, terhadi
ketika orang menggunakan informasi yang tersedia
b.
Representativeness heuristik,
terjadi ketika orang menilai kemiripan sesuatu berdasarkan stereotip seperangkap
peristiwa yang sama
c.
Anchoring and adjusment heuristik,
meliputi pembuatan keputusan berdasarkan penyesuaian terhadap nilai atau titik
tolak yang telah ada.
H.
KEPUTUSAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
1.
Kepribadian
a.
Variabel Kepribadian. Hal ini
mencakup sikap, kepercayaan, dan kebutuhan individu.
b.
Variabel Situasional. Menyinggung
situasi ekstern, yang diamati, dihadapi oleh orang-orang itu sendiri.
c.
Variabel Interaksional.
Menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang sebagai akibat dari
interaksi situasi tertentu dengan ciri khas kepribadian orang.
2.
Nilai
a.
Dalam menetapkan sasaran,
pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesempatan.
b.
Mempertimbangkan nilai mengenai
berbagai macam kemungkinan
c.
Apabila memilih alternatif, nilai
dari orang yang mengambil keputusan mempengaruhi alternatif manakah yang akan
dipilih
3.
Kecendrungan akan Risiko
Kemungkinan yang
bisa dilakukan untuk mengurangi ketidakcocokan :
a.
Mencari informasi yang mendukung
kebijaksanaan dari keputusan mereka.
b.
Secara selektif memahami informasi
dengan sesuatu cara yang dapat mendukung keputusan mereka.
c.
Merubah sikap mereka sehingga
memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang telah ditetapkan
sebelumnya.
d.
Mengelakkan pentingnya segi-segi
negatif dan mempertinggi unsur-unsur positif dari keputusannya.
Keuntungan
dan kerugian dari pengambilan keputusan kelompok :
-Keuntungan
a.
Informasi dan pengetahuan lebih
banyak.
b.
Lebih banyak alternatif yang dapat
di hasilkan.
c.
Penerimaan terhadap hasil akhir
akan lebih besar.
d.
Komunikasi yang lebih baik akan
muncul.
-Kerugian
a.
Membutuhkan waktu yang lebih lama
dan biaya yang lebih besar karena waktu yang hilang lebih banyak.
b.
Menimbulkan kompromi.
c.
Satu atau beberapa orang
barangkali akan mendominasi kelompok.
d.
Tekanan kelompok akan muncul dan
membatasi kreativitas individu
BAGIAN
III. FUNGSI PENGORGANISASIAN
BAB 8. DESAIN STRUKTUR ORGANISASI
A. PENGANTAR
Organisasi adalah sekelompok orang(dua atau lebih)
secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Organisasi juga dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang
yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
B.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi
didefenisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap
tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama
pekerja individual dan kelompok.
Faktor yang menentukan perancangan suatu struktur
organisasi :
1.
Besar kecilnya organisasi
2.
Strategi organisasi
3.
Teknologi
4.
Karyawan
C.
PEMBAGIAN TUGAS(division of labor)
Pembagian kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari
keseluruhan kegiatan dan pekerjaan kegiatan (yang telah disusun dalam proses
perencanaan) yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dimana
setiap orang akan di tugaskan disetiap kegiatan yang sederhana tersebut.
D. DEPARTEMENTALISASI (departementalization)
Departementalisasi pada dasarnya adalah proses
pemgelompokan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria
tertentu.
Praktek ini didasarkan pada berbagai kebutuhan, seperti
:
1.
Departementalisasi atas dasar
teritorial atau wilayah yaitu departementalisasi atas dasar penentuan porsi
kekuasaan dan operasi daerah atau wilayah.
2.
Departementalisasi atas dasar
produksi yaitu departementalisasi yang didasarkan atas jenis-jenis produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
3.
Departementalisasi atas dasar
pelanggan yaitu departementalisasi yang berdasarkan pembagian kelompok menjadi
pelanggan perusahaan atau orang yang membeli barang yang dijual oleh
perusahaan.
4.
Departementalisasi atas dasar
fungsi organisasi.
E.
KOORDINASI DAN RENTANG
KENDALI
Koordinasi
merupakan suatu proses menghubungkan atau mengintegrasikan bagian-bagian dalam
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif.
Rentang Kendali yang Efektif
Rentang kendali adalah batas jumlah bawahan langsung
yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
meningkatkan rentang kendali manajerial :
a.
Pentingnya hubungan tatap muka
dengan bawahan.
b.
Berkaitan dengan pengendalian dan
evaluasi dari kegiatan masing-masing bawahan serta masing-masing subunit
organisasi.
Perlunya rentang kendali dalam organisasi adalah :
a.
Keterbatasan waktu
b.
Keterbatasan pengetahuan
c.
Keterbatasan kemampuan
d.
Keterbatasan perhatian
e.
Rentang kendali setiap
pemimpin/manajer tidak sama(relatif)
F.
SENTRALISASI DAN
DESENTRALISASI
Sentralisasi
adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi atau proses pemusatan
wewenang dan tanggung jawab pada manajer puncak.
Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
menajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
G.
PROSES PENGEMBANGAN STRUKTUR ORGANISASI
Tips
dalam menyusun dan mengembangkan struktur organisasi :
1.
Identifikasi Business Process.
2.
Lakukan penetapan struktur
organisasi sesuai dengan strategi perusahaan.
3.
Jangan mempertimbangkan potret perusahaan
saat ini.
4.
Tetapkan fungsi perencana dan
fungsi eksekutor.
5.
Alir instruksi dan alir proses.
H.
BENTUK-BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
1.
Struktur organisasi garis
Garis dalam hal ini diartikan sebagai garis
atau jalur ke atas atau kebawah, bukan kesamping. Keatas sebagai jalur pelapor
tanggung jawab, sedangkan kebawah sebagai jalur pendelegasian tugas atau
wewenang.
Ciri-ciri
struktur organisasi garis:
a.
Digunakan bagi organisasi yang
masih sederhana dan kecil.
b.
Jumlah antar karyawan sudah dapat
saling kenal.
c.
Spesialisasi kerja masih belum
tinggi.
d.
Digunakan bagi lembaga yang masih
membutuhkan keputusan yang cepat.
Kebaikan
struktur organisasi garis :
a.
Kesatuan komando dapat dengan
mudah dilakukan
b.
Pengambilan keputusan bisa lebih
cepat.
c.
Rasa solidaritas antar karyawan
tinggi.
Keburukan
struktur organisasi garis :
a.
Seluruh tenaga kerja biasanya
selalu tergantung oada pemimpin.
b.
Menimbulkan sifat otokratis pada
pimpinan.
c.
Dilihat dari mekanisme
kepemimpinan, bagi karyawan terciptanya kesempatan yang berkembang.
2.
Struktur organisasi fungsional
Yaitu
suatu bentuk susunan organisasi yang memberikan gambaran bahwa pembagian tugas
dan kewenangan disusun menurut fungsi-fungsi pekerjaan tertentu yang
dibutuhkan.
Kebaikan
struktur organisasi fungsional :
a.
Pengelompokan tugas-tugas menjadi
lebih jelas.
b.
Spesialisasi karyawan dapat lebih
di kembangkan.
c.
Pembagian bidang-bidang tugas
memungkinkan dijabat oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Keburukan
struktur organisasi fungsional :
a.
Tour of Duty sulit dilakukan
karena spesialisasi pekerja.
b.
Koordinasi menjadi lebih sulit
dilaksanakan karena karyawan mementingkan spesialisasi masing-masing.
3.
Struktur organisasi garis dan
staff
Didalam
struktur ini terdapat staff ahli yang berfungsi sebagai penasehat yang
memberikan konsultasi mengenai kebijaksanaan dan langkah tertentu.
Kebaikan
struktur organisasi garis dan staff :
a.
Dengan staff ahli keputusan yang
diambil akan lebih baik.
b.
Penempatan karyawan dapat
dilakukan lebih cepat.
c.
Bentuk struktur ini dapat
dilakukan oleh organiasi yang lebih besar.
Keburukan
struktur organisasi garis dan staff :
a.
Solidaritas antar karyawan relatif
sangat sulit direalisasikan.
b.
Koordinasi pekerjaan akan sulit
diadakan.
4.
Struktur organisasi fungsional dan
staff
Yaitu
organisasi fungsional yang disebutkan di muka, ditambah adanya staff ahli yang
membantu.
5.
Struktur organisasi proyek
Disusun
atas dasar pembentukan tim-tim khusus biasanya masing-masing adalah para
spesialis yang diperlukan untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan-tujuan khusus
pula. Jika proyek telah selesai, maka tim-tim tadi dibubarkan.
6.
Struktur organisasi matriks
Yaitu
organisasi yang susunannya di tandai dengan adanya dua klasifikasi. Pertama,
berlaku pada lini pertama dan kedua, yang pelimpahan wewenang bersifat
fungsional dan divisional. Kedua, berlaku pada lini staff yang berada di bawah.
Kebaikan
struktur Matriks:
a.
Memberikan fleksibilitas kepada
organisasi dan membantu perkembangan kreatifitas serta melipatgandakan
sumber-sumber yang beranekaragam.
b.
Menstimulasikan kerjasama antar
disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan.
c.
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan karyawan.
Keburukan
struktur Matriks:
a.
Pertanggungjawaban ganda dapat
menciptakan kebingungan dan kebijaksanaan yang kontradiktif.
b.
Sangat memerlukan koordinasi
horisontal dan vertikal.
c.
Mendorong pertentangan kekuasaan
dan mengarah pada konflik antar bagian.
BAB
9. WEWENANG
DAN PENDELAGASIAN
A. PENGANTAR
Pendelagasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya
organisasi. Wewenang mengacu pada hak untuk membuat keputusan tanpa persetujuan
dari manajemen jenjang yang lebih tinggi dan menuntut kepatuhan terhadan orang
lain. Dan wewenang tidak dapat dimiliki bawahan manakala tidak didelegasian oleh
manajer pada tingkat yang diatasnya.
B.
WEWENANG
FORMAL
1. Pandangan klasik (classical view)
Menurut pandanga klasik wewenang itu berasal
dari tingkatan yang paling atas atau wewenang itu dianugerahkan/seseorang yang
memperoleh wewenang karena ia di beri atau dilimpahkan arau diwarisi hal
tersebut.
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Pandangan penerimaan berpendapat bahwa
wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau
individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Untuk dapat mempengaruhi bawahan agar mau
melaksanakan suatu perintah, maka seseorang harus memiliki kekuatan (power)
sebagai berikut
1.
Kekuasaan paksaan (coercive
power)
2.
Kekuasaan balas jasa (reward
power)
3.
Kekuasaan pengendalian informasi (control
of informasion)
4.
Kekusaaan sah (legitimate power)
5.
Kekuasaan panutan (referent
power)
6.
Kekuasaan ahli (expert power)
C. WEWENANG LINI,
STAF DAN FUNGSIONAL
1. Wewenang lini
Wewenang lini(line authority)
merupakan wewenang dimana atasan melakukan aras bawahannya langsung.
2. Wewenang staf
Wewenang staf (staf authority) merupakan hak yang
dimiliki satuan-satuan staf atau paraahli dalam tugasnya memberikan saran,
rekomendasi atau konsultasi
3. Wewenang staf fungsional
Tindakan yang tepat untuk mengendalikan
aktivitas departemen lain karena mereka berkaitan dengan tanggung jawab staf
khusus disebut sebagai wewenang fungsional.
D.
PENDELAGASIAN WEWENANG
Istilah pendelagasian pada dasarnya
menyimpulkan dua hal :
1. Proses
terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara
langsung meliatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatab
keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja / tugas.
2. Tindakan
mempercayakan tugas(yang pasti dan jelas), kewenangan, hak tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggung
jawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas.
Kegiatan - kegiatan pendelagasian wewenang
meliputi tiga tahap
Tahap pertama
Manajer menetapkan tanggung jawab.
Tahap kedua
Manajer memberi wewenang untuk berbuat
sesuatu
Tahap ketiga
manajer membuat suatu pertanggungjawaban
E. MENGAPA PENDELAGASIAN DEPERLUKAN
Kemampuan seseorang pemimpin yang terbatas
adalah tidak mungkin jika seluruh pekerjaan
termasuk hal-hal kecil sekalipun, apalagi suatu lembaga atau perusahaan
yang semakin membesar ruang lingkupnya hanya dikerjakan satu atau dua orang
saja.
Tugas yang terlalu banyak jika hanya
ditangani oleh satu orang, maka dapar berakibat pekerjaan tidak dapat
terselesaikan secara cepat atau efektif.
F.
MANFAAT DAN HAMBATAN PENDELAGASIAN
Maanfaat utama adalah bahwa semakin banyak
tugas yang didelegasikan, semakin besar peluasng mereka untuk mencari dan
menerima lebih banyak tanggung jawab dari manajer tingkat yang lebih tinggi.
Hambatan pendelagasian adalah keenggangan
dari seorang pimpinan bisa ditimbulkan karena kurang yakin, merasa mampu
mengerjakan sendiri, kurang memiliki kemampuan, takut wewenangnya
berkurang,tidak mau menanggung resiko.
G.
DELEGASI YANG EFEKTIF
Adalah
pemberian wewenang dan memperbolehkan orang lain untuk melakukan tugas mereka
dengan cara-cara terbaik yang mungkin dilakukan.
1.
Memutuskan pekerjaan mana yang harus didelegasikan.
2.
Keputusan siapa yang akan ditugaskan
3.
Dukungan sumber daya
4.
Tugas didelegasikan
5.
Perlunya campur tangan
6.
Melakukan umpan balik
H.
PRINSIP-PRINSIP PENDELEGASIAN
1. Prinsip
skalar yaitu prinsip pendelagasian dimana jalur wewenang dan tanggung jawab
ditetapkan secara tegas dan jelas dari tingkatan manajemen.
2. Prinsip delagasi penuh yaiutu sebagian tugas organisasi harus
didelegasikan
3. Prinsip kesatuan perintah
bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya kepada satu
orang atasa
BAB 10. MENGELOLA SUMBER DAYA MASNUSIA
A. PENGANTAR
Edwin B Flippo(1984) menyatakan bahwa
pengelolaan sumber daya manusia merupakan proses prencanaan, pengorganisasian ,
pengarahan dan pengendalian dari pengadaan kerja dengan mksud mencapai tujuan
perorangan, organisasi dan masyarakat.
B.
DEFINISI DAN PERAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manusia adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dan bahwa setiap karyawan
adalah seorang manajer maka setiap manajer menjadi seorang manajer manusia yang
baik
1. Peran Administrasi
MSDM
Lebih ditekankan pada upaya memproses dan
menyimpan catatan.
2. Peran
Operasional MSDM
Lebih mengacu pada aktivitas-aktivitas
penyelenggaraan dan mempersiapkan kebutuhan organisasi terhadap pegawai.
3. Peran Strategi
MSDM
Menyadari pentingnya SDM sebagai aset yang
berharga bagi organisasi, maka peran strategis menjadi suatu keharusan.
C.
FUNGSI DAN TUGAS POKOK MSDM
Adalah untuk mengelola secara efektif sember daya yang ada dalam perusahaan.
1. Fungsi
pengadaan kerja mencari sumber-sumber tenaga kerja
secara efektif dan efisien.
2. Fungsi
pemeliharaan tenaga kerja mencakup pelaksanaa
program-program ekonomis maupun non ekonomis.
Terkait tugas pokok sdm dalam perusahaan
mengikuti proses dan model MSDM.
1.
Perencanaa sumber daya manusia
adalah merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa
oeganisasi memiliki jenis tenaga yang tepat ditempat-tembat yang tepat
2.
Perekrutan pegawai merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapat tambahan tenaga kerja.
3.
Seleksi yaitu proses untuk
memutuskan apakah calon yang sudah melamar dapat dtrima atau tidak.
4.
Sosialisasi atau orientasi yaitu
pengenalan pekerja baru pada pekerjaan dan organisasinya.
5.
Pelatihan dan pengembangan untuk
mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
6.
Penilaian prestasi untuk melihat
karyawan yang dilatih dan dikembangkan itu memperoleh manfaat dari
apa yang mereka lakukan.
7.
Promosi, transfer dan demosi
manajer perlu mengamati dan mengikuti pergerakan mereka dari tugas-tugasnya.
D.
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN SDM
Yaitu kedudukan yang memperoleh wewenang
tertentu untuk mengarahkan dan mengendalikan para pegawai dalam organisasi.
1. Menempatkan karyawan
yang benar pada pekerjaan yang tepat
2. Memperkenalkan pegawai
baru dalam organisasi
3. Melatih
karyawan untuk jabatan bagi mereka yang masih baru
4. Meningkatkan
kinerja
5. Menciptakan
dan mempertahan kan semangat kerja
6. Melindungi
kesehatan dan kondisi fisik pegawai
F. MENGELOLA KINERJA KARYAWAN
Bacal (2001) mengemukakan, manajemen kinerja meliputi upaya membangun
harapan yang jelas serta pemahaman tentang unsur-unsur:
1. Fungsi kerja esensial yang di harapkan karyawan
2. Seberapa besar kontribusi karyawan bagi pencapaian tujuan industry
3. Melakukan pekerjaan yang baik
4. Bagaimana prestasi kerja akan di ukur
5. Mengenali hambatan kinerja dan menyingkirkannya
Armstrong (1998)
berbendapat, manajemen kinerja dapat di operasionalkan dengan berbagai kunci,
sebagai berikut:
1.
Sebuah
kerangka kerja atas tujuan yang terencana, standar, dan persyaratan atribut
2.
Sebuah
proses
3.
Saling
pengertian
4.
Sebuah
pendekatan untuk mengelola dan mengembangkan manusia
5.
Pencapaian
Ruky (2001)
mengemukakan, manfaat manajemen kinerja ditinjjau dari aspek pengembangan
sumber daya manusia sebagai berikut:
1.
Penyesuaian program pelatihan dan
pengembangan karyawan
2.
Penyusunan program seleksi
kaderasi
3.
Pembinaan karyawan
BAGIAN IV. FUNGSI PENGARAHAN
Bab 11. Fungsi Dan Gaya
Kepemimpinan
A.Pengantar
Peranan pemimpin dalam organisasi sangat penting karena
menjadi palang pintu atau menjadi ujung tombak keberhasilan berorganisasi.
Pentingnya pemimpin terungkap dalam suatu pernyataan berikut:
“bahwa untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen
dalam organisasi tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan
tugas atau fungsi managemen”.
B. DEFINISI DAN SIFAT
PEMIMPIN
1.Definisi
Definisi pemimpin
menurut berbagai ahli yaitu
a.
Fiedler (1967)
Pemimpin yaitu
“seseorang yang berada dalam kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai
pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok relevan, serta dia sebagi
penanggung jawab utama”.
b.
Davis (1981)
Pemimpin yaitu “kemampuan seseorang
untuk membujuk orang lain dalam mencapai tujuan secara antusias”.
c.
Terry dan Frankin (1982)
Pemimpin yaitu “hubungan di mana
seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas yang saling berkaitan
guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin
dan atau kelompok.
2.Fungsi dan Sifat
Sondang P. Siagian (1999) mengemukakan, terdapat lima
fungsi kepemimpinan yang hakiki, yaitu
a.
Fungsi penentu arah
b. Fungsi sebagai juru bicara
c. Fungsi sebagai komunikator
d. Fungsi sebagai mediator
e. Fungsi sebagai integrator
Penulis lain memberikan
komentarnya tentang fungsi pemimpin yang disebutkan diatas antara lain:
a. Pengambil keputusan
b. Mengembangkan informasi
c. Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi
d. Memberi dorongan dan semangat kerja kepada karyawan
e. Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas organisasi kepada pemilik dan masyarakat
f.
Melakukan pengawasan atas
pelaksanaan tugas yang di delegasikan
g. Memberi Penghargaan
Dalam system manajemen
Allen (Tanri Abeng :2006), fungsi pemimpin terdiri dari lima aktivitas, sebagai
berikut:
1. Memotivasi
2. Berkomunikasi
3. Mengambil keputusan
4. Mengembangkan orang
5. Memilih orang
Untuk menjamin optimalnya
fungsi seorang pemimpin, maka pemimpin juga harus memiliki sifat-sifat yang
mendukung kepemimpinannya, yaitu sebagai berikut:
a. Watak dan kepribadian yang terpuji
b. Keinginan melayani bawahan
c. Memahami kondisi lingkungan
d. Intelegensi yang tinggi
e. Berorientasi ke depan
f.
Sikap terbuka yang lugas
Menurut
Sukarna, sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
a. Adil
b. Jujur
c. Benar
d. Ikhlas
e. Tegas
f.
Pemurah
g. Alim
h. Merendah
i.
Ramah
C. TEORI
KONTINGENSI FIEDLER
Teori kontingensi
kepemimpinan pertama yang terkenal dikemukakan oleh Fiedler (1967),yang
mengambil pendekatan mencoba mencocokan pemimpin dengan situasi di mana ia akan
sukses. Model kontingensi yang di hasilkan menyatakan bahwa keefektifan seorang
pemimpin tergantung dari tiga variable, yaitu :
a. Struktur kebutuhan pemimpin tersebut
b. Kendali situasi pemimpin tersebut
c. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dan kendali situasi
Salah satu usulan penting
Fiedler adalah bahwa kunci utama dari beberhasilan kepemimpinan terletak pada
gaya dasar kepemimpinananya. Gaya dasar kepemimpinan itu bisa di pilih dari dua
tipe, yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan pimpinan dan bawahan. Fiedler
menggunakan kuesioner LPC (Least
Prefered coworker) atau teman kerja yang paling tidak disukai didalam mengukur
gaya seorang pemimpin.
Model tersebut dapat kita lihat sebagai
berikut:
Skala
LPC fiedler
Menyenangkan
Ramah
Menolak
Menolong
Tdk Bersemangat
Tegang
Menjaga Jarak
Dingin
Koperatif
Mendukung
Bosan
Suka Bertengkar
Percaya Diri
Efisien
Murung
Terbula
|
8
8
1
8
1
1
1
1
8
8
1
1
8
8
1
8
|
7
7
2
7
2
2
2
2
7
7
2
2
7
7
2
7
|
6
6
3
6
3
3
3
3
6
6
3
3
6
6
3
6
|
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
|
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
4
|
3
3
6
3
6
6
6
6
3
3
6
6
3
3
6
3
|
2
2
7
2
7
7
7
7
2
2
7
7
2
2
7
2
|
1
1
8
1
8
8
8
8
1
1
8
8
1
1
8
1
|
Tdk Menyenangkan
Tidak Ramah
Menerima
Frustasi
Bersemangat
Rileks
Dekat
Hangat
Tdk Koperatif
Memusuhi
Berminta
Harmonis
Ragu-ragu
Tdk efisien
Gembira
Hati-hati
|
Walaupun model ini
bertitik tolak pada suatu anggapan bahwa gaya dasar kepemimpinan seorang itu
sudah tetap, akan tetapi model ini tidak mengabaikan faktor situasional sama
sekali. Riset Fielder mengungkapkan tiga dimensi kontingensi yang menetapkan
faktor situasional utama untuk menentukan efektifitas pemimpin, yaitu:
a. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader member relation)
b. Struktur tugas dalam arti tugas itu terstruktur atau tidak, apakah
disertai oleh prosedur yang tegas dan jelas atau tidak
c. Posisi kewenangan seseorang dalam arti tingkat dari pengaruh seorang
pemimpin pada faktor wewenang, seperti pengangkatan dan pemberhentian pegawai,
penegakkan disiplin, promosi kenaikan gaji.
Kesimpulan yang dapat di
ambil dari hasil penelitian fiedler adalah seorang pemimpin adalah seorang
pimpinan dengan orientasi tugas cenderung lebih berhsil di bandingkan dengan
pimpinan yang berorientasi hubungan, dan efektifitas kepemimpinan seseorang
cenderung meningkat apabila d hadapkaa pada situasi yang menguntungkankan dan
tidak menguntungkan.
D. TEORI
KEPEMIMPINAN JALAN-TUJUAN
Teori kepemimpinan
jalan-tujuan(path-goal leadership theory) menerangkan bagaimana perilaku
seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan prestasi kerja bawahannya, dalam
situasi kerja yang berbeda-beda. Teori ini dirumuskan oleh Martin G. Evans dan
Robert J. House.
Pokokk penting dalam teori ini menyebutkan bahwa
perilaku seorang pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahan apabila:
a. Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenaan dengan efektivitas
pekerjaan
b.
Pemimpin memberikan latihan,
bimbingan, dan dukungan yang dibutuhkan oleh bawahannya
Dalam teori ini ada 4 pola perilaku kepemimpinan antara
lain:
a.
Pemimpin yang direktif
(kepemimpinan otokratik)
b. Pemimpin yang suportif
c. Pemimpin yang partisipasif
d. Pemimpin yang berorientasi prestasi
E. OHIO STATE
LEADERSHIP STUDIES
Penelitian mengenahi
kepemimpinan dimulai tahun 1945, yang diperkasai oleh Biro Urusan dan
Penelitian pada Ohio State University yang menghasikan 2 dimensi yaitu
Consideration(pertimbangan) dan initialing struktur. Dengan 2 dimensi tersebut
dapat dibedakan gaya kepemimpinan yaitu:
a. Pertimbangan rendah, struktur rendah
b. Pertimbangan tinggi, struktur rendah
c. Pertimbangan tinggi, struktur tinggi
d. Pertimbangan rendah, struktur tinggi
F. TEORI
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Penjelasan dari teori ini
menekankann bahwa tingkat kematangan bawahan secara terus menerus meningkat
dalam melaksanakan tugas yang spesifik. Pemimpin harus menguranginnperilakun
tugas meereka meningkatkan perilaku hubungan sampai individu atau kelompok
mencapai taraf kematangan yang miderat.
G. PEMIMPIN
MEMOTIVASI DAN BERKOMUNIKASI
Beberapa Cara untul sukses mmemotivasi karyawan,
antara lain:
1. Memberi penguatan positif
2. Memberi tantangan
3. Memberi solusi
4. Memberi pelatihan/bimbingan
H. HIMBAUAN
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Berikut 7 langkah untuk
membangun kepemimpinanyang efektifndikutip dari Saun Han, Vice president,ASean
Application pada oracle antara lain:
1. Tentukan gaya kepemimpinan yang cocok untuk perusahaan
2. Kenali pemimpin yang sekarangsudah ada, atau berpotensi baik di dalam
atau pengenbangan kepemimpinan
3. Kenali adanyan celah-celah
4. Kembangkan tujuan akhir perencanaan karir bagi pemimpin yang berpotensi
5. Kembangkan rencana untuk sukses jabatan untuk peran-peran penting dalam
perusaaan
6. Kembangkan Roadmap keahlian untuk pemimpin masa depan
7.
Buat program retensi untuk
pemimpin yang sudah ada dan potensi dimasa depan
BAB. 12 MOTIVASI KARYAWAN
A.PENGANTAR
Alasan utama yang mendorong perlunya motivaasi dalam
organisasi :
a.
Untuk mengamati dan memahami
tingkah laku bawahan
b. Mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah laku bawahan
c. Memperhitungkan, mengawasi, dan mengubah serta mengarahkan tingkah laku
bawahan
Definisi motivasi oleh
beberapa penulis antara lain:
a. Sukanto dan Handoko (1986), mendefinisikan motivasi adalah apa yang ada pada seseorang yang akan
mewujudkan suatu perilaku yang di arahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
b. Vroom,(dalam Gibson,1984), mendeefeinisikan motivasi sebagai suatu
proses yang menentukan pilihan antara beberapa alternative dari berbagai
kegiatan sukarela.
c. Wahjosumidjo (1984),motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses
psikologi yang mencerminkan ineraksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang
d. Kreitner dan Kinicki (2000), motivasi merupakan proses psikologis yang
meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mrncapai tujuan
B. PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI
Secara umum pendekatan
motivasi ada 3 antara lain,
1.
Pendekatan Tradisional yaitu pendeketan pemenuhan kebutuhan fisik saja
2. Pendekatan Hubungan
Manusia,yaitu pendekatan berinteraksi dengan orang lain
3. Pendekatan Sumber Daya
Manusia,yaitu pendekatan memberikan peluang yang perlu dikerjakan untuk
memperoleh karir dan menghasilkan kepuasan.
C. MEMAHAMI
KEBUTUHAN KARYAWAN
Dr. Maslow menggambarkan
kebutuhan yang paling mendesak diletakkan dipaling bawah dan yang kompleks di
atasnya, antara lain
1. Kebutuhan bertahan hidup
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan social
4. Kebutuhan penghargaan
5.
Kebutuhan aktualisasi diri
D. CARA MANAJER MEMOTIVASI
KARYAWAN
Berikut cara memotivasi karyaawan seperti dikutip dari
forbes:
1.
Menjadi atasan yang dapat di
percaya
2. Mengakui pekerjaan karyawan
3. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan karir
4. Buatlah karyawan bahagia
5. Kenaikan gaji
6. Memberikan rasa takut
7. Mengadakan kompetisi
E. MENERAPKAN
TEORI MOTIVASI
1.
Penerapn Teori Motivasi Maslow
a. Tindakan yang dilakukan
organisasi
1. Memberikan imbalan financial
2. Memberikan kontrak kerja dan jaminan pension
3. Memberikan identitas organisasi
4. Memberikan hadiah
5.
Memberikan lingkup kerja dan
tanggung jawab
b.Tindakan yang dilakukan pemimpin
1.
Memastikan karyawan mendapatkan
financial sesuai haknya
2. Memastikan agar mereka mengerti aturan dan program organisasi
3. Menciptakan suasana tim melalui konsultasi, pembagian tanggung jawab
dan control
4. Memberikan pengakuan dan pujian terhadap sumbangsih karyawan
5. Membantu anggota tim mengembangkan diri
2.
Penerapan Motivasi Herzberg
Frederick Herzberg
mengajukan 2 teori yaitu “motivator” dan “factor higience”.
“Factor higience” yang
merupakan kebutuhan dasar dalam bekerja sebenarnya tidak memotivasi, namun
menimmbulkan kekecewaan bila tidak ada. “Factor higience” yang uatama adalah
uang.
Faktor kedua yaitu
“motivator” yang mendorong orang untuk berhasil. “Motivator” bertujuan mencapai
pertumbuhan dan aktualisasi diri melalui pelaksanaan tugas. Motivasi bisa
ditingkatkan dengan memperbesar tanggung jawab memperkaya pekerjaan.
3.
Penerapan Teori Keadialan
Tokoh dalam teori ini
adalah J. Staky Adams yang menyatakan
bahwa manusia mempunyai sifat ntuk membandingkan dirinya dengan orang lain,
orang akan membandingkan penampilan
mereka, mobil yang dimilili, dan yang paling penting adalah gaji yang
mereka peroleh dengan di banding rekan kerjanya.
Cobalah rencana berikut untuk mengusahakan keadilan
kompensasi karyawan(Stevenson:2000):
a. Evaluasi setiap kerja karyawan
b. Tinjaulah sejarah gaji masing-masing karyawan dan evaluasi kinerjanya
c. Mintalah informasi sari Departemen SDM mengenai standar gaji untuk
masing-masing posisi
d. Setelah mengevaluasi faktor tersebut, bekerjalah dengan Departemen SDM
untuk mengetahui seberapa besar dan cepat dapat diatasi
e. Komunikasikan penemuan itu kepada karyawan dalam bentuk pertanyaan
f.
Jika tidak dapat menyesuaikan
kompensasi, maka lihatlah apakah manajemen dapat memberikan beberapa pengakuan
lainnya terhadap nilai karyawan bagi perusahaan
Tiga langkah utama yang
dapat dilakukan untuk menangani kehilangan motivasi adalah:
a. Mencari penyebab
b. Mendorong Kerja sama
c. Beri anggota staff konseling
BAB. 13
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A.
PENGANTAR
Beberapa ahli mendefinisikan komunikasi sebagai berikut
1. Gatewood dan Taylor (1996), komunikasi sebagai suatu proses memindahkan
informasi dan pengertian(maksud) dari satu orang kepada orang lain.
2. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996), komunikasi sebagai proses yang
dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan
simbolik
3. Newman dan Summer (1961), komunikasi sebagai proses pertukaran fakta,
ide, opini, atau emosi melalui kata-kata, surat-surat, symbol-simbol atau
pesan.
Alasan pentingnya
komunikasi :
1. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
2. Komunikasi menempatkan orang ditempat seharusnya
3. Komunikasi membawa orang terlibat dalam organisasi
4. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik dalam
organisasi
5. Komunikasi menolong orang-oang untuk mengerti perlunya perubahan
B.
PROSES KOMUNIKASI
Secara umum proses
komunikasi disajikan sebagai berikut:
1. Pengirim(sender), proses komunikasi diawali oleh pengirim ke sumber
pesan.
2. Penyandian(enconding),proses selanjutnya penyandian. penyandian perlu karena informasi hanya dapat di kirimkan dari
seorang kepada orang laim lewat perwakilan/sandi)
3. Saluran komunikasi, (communication chanel), fungsi saluran komunikasi
disini adalah sebbagai alat penyampai pesan
4. Pengartian sandi(decoding),proses ini dilakukan dengan 2 cara, pertama
penerima harus menerima, kemudian mengartikannya
5. Penerima(receiver),pesan yang dikiimkan harus diterima dengan baik oleh
penerima dan pesan tersebut isinya harus jelas.
6. Umpan balik(feedback), proses pemberian tanggapan dari isi pesan dari
sender.
7. Kegaduhan(noise), yaitu kendala-kendala dalam berkomunikasi
C.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi lisan dan tertulis
a. Bentuk komunikasi lisan terbagi
menjadi beberapa jenis komunikasi,sebagai berikut:
1.
Perbincangan tak resmi
2. Janji terencana
3.
Pembicaraan telepon
b. Bentuk komunikasi tertulis
terbagi menjadi beberapa jenis komunikasi, sebagai berikut:
1. Memo
2. Surat
3. Laporan
Program komunikasi tertulis yang direncanakan dengan
cermat dapat menciptakan dampak komulatif, yang dapat dilihat dari keberadaan:
1.
Papan pengumuman
2. Poster, pameran, dan pajangan
3. Alat bantu dengar dan pandang-dengar
2. Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata
baik lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakkan tangan, jari, mata,
kepala dll.
D.
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Gibson dkk menyarankan
agar pola organisasi harus member kemungkinan komunikasi 4 arah antara lain
1. Komunikasi kebawah, berarti ia mengalir dari wewenang lebih tinngi ke
wewenang lebih rendah
2. Komunikasi keatas, berarti ia mengalir dari wewenang lebih rendah ke
wewenanang lebih tinggi
3. Komunikasi horizontal, berarti komunikaasi yang mengalir dari pihak
yang memiliki wewenang yg sama
4. Komunikasi diagonal, berarti komunikasi yang mengalir dari beda
wewenang tetapi memiliki tingkatan yang sama dalam suatu organisasi
E.
HAMBATAN TERHADAP EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI
Berikut adalah hal yang menghambat
komunikasi, yakni:
1. Hambatan fisik, yakni hambatan yang berkaitan dengan fisik seseorang
2. Hambatan kepribadian,yakni
hambatan dari sifat kepribadian seseorang
3. Hambatan usia
4. Hambatan budaya
5. Hambatan bahasa
6. Hambatan kecakapan teknologi
7. Hambatan lingkungan alam dan kondisi sekitar
Beberapa persyaratan yang
perlu di perhatikan dalam mewujudkan komunikasi yang efektif adalah:
1. Komunikasi harus memperhatikan sifat-sifat manusia
2. Komunikasi harus seharmonis mungkin
3. Komunikasi disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku
4. Komunikasi dilakukan melalui jalur lembaga yang tersedia
5. Komunikasi disesuaikan dengan iklim atau situasi yang terjadi
6. Memanfaatkan teknologi modern
7. Memanfaatkan symbol-simbol maupun gerakkan yang sudah di pahami
8. Kondisi disesusaikan dengan kondisi si penerima
9. Pesan di rumuskan secara ringkas dan jelas
BAGIAN V PENGENDALIAN
BAB 14.
MANAJEMEN KINERJA PERUSAHAAN
A.
PENGANTAR
Menurut Helfert(1996)
bahwa “kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang
dibuat secara terus menerus oleh manajemen”. Pengertian lain tentang kinerja
(1996) yaitu “performance adalah ukuran
seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau seorang manajer untuk
mencapai tujuan yang memadai”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus
menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan
efisien.
B. KONSEP KINERJA ORGANISASI
Konsep kinerja dapat di
definisikan sebagai pencapaian hasil atau degree of accomplishtment(Rue dan
byars,1981 dalam keban 1995). Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi
itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang didasarkan pada tujuan yang telah di tentukan.
Ada beberapa penyebab kegagalan manajer tidak
berhasil menerapkan visi, misi, dan strategi yang telah dirancang kedalam
system manajemen kinerja, yaitu:
1. Perbedaan lingkungan yang tidak sesuai dengan yang ada dalam buku teks
2. Adanya penolakan
3. Menurunnya komitmen manajer dan karyawan
Untuk
menanggulangi penolakan tersebut, ada 7 langkah pengembangan kerangka kereja
system manajemen kinerja:
1.
Menyelaraskan pengembangan sisitem
manajemen kerja
2. Menjelaskan tujuan pengembangan dan manfaat system manajemen kinerja
baru
3. Memanapkan kesepakatan dalam proses pengembangan dan pemanfaatn system
manajemen kerja
4. Melakukan identifikasi faktor-faktor keberhasilan
5. Pembentukan tim yang ditugasi memilih system manajemen kinerja
6. Mengembangkan kerangka display, laporan, dan review pada setiap level
perusahaan
7.
Memfasilitasi pemanfaatan system
manajemen kerja
C. MANAJEMEN KINERJA PEGAWAI
Manajemen kinerja dapat
didefinisikan sebagai suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang
keberhasilan organisasi melalui pengembangan SDM.
Untuk dapat menerapkan manajemen kinerja dalam suatu
organisasi, diperlukannya adanya prasyarat yaitu:
1. Adanya suatu indicator kinerja yang terukur secara kuantitatif dan
jelas batas waktunya.
2. Semua ukuran kinerja dituangkan dalm suatu bentuk kesepakatan antara
atasan dan bawahan
3. Terdapat suatu proses siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi
untuk di kerjakan bersama, yaitu :
a.
Perencanaan kinerja
b.
Pelaksanaan
c.
Evaluasi kinerja
4. Adanya suatu system reward and punishment yang bersifat konstruktif dan
konsisten
5. Terdapat suatu mekanisme performance appraisal atau penilaian kinerja
yang relative obyektif
6. Terdapat suatu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pembentukan
organisasi berkinerja tinggi
7. Menerapkan konsep manajemen SDM berbasis kompetensi
Dalam pelaksanaan
manajemen kinerja terdapat 5 komponen pokok yaitu:
1. Perencanaan kinerja
2. Komunikasi beerkelanjutan antara atasan dan bawahan
3. Pengumpulan data dan informasi oleh masing-masing pihak
4. Pertemuan tatap muka antara atasan dan bawahan selama periode berjalan
5. Diagnosis berbagai hambatan efektivitas kinerja bawahan
D. KINERJA KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
Untuk mencapai kinerja
yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunny, memerlukan kepercayaan dan
menutut perhatian seksama dari manajemen.
Menurut timpe (1993)
faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
1. Kinerja baik dipengaruhi oleh 2 faktor:
a.
Internal(pribadi)
1.Kemampuan tinggi
2.Kerja keras
b.
Eksternal (linfkungan)
1.
Pekerjaan mudah
2.
Nasib baik
3.
Bantuan dari rekan
4.
Pemimpin yang baik
2. Kinerja jelek dipengaruhi oleh 2 faktor:
a.
Internal(pribadi)
1.
Kemampuan rendah
2.
Upaya sedikit
b.
Eksternal (lingkungan)
1.
Pekerjaan sulit
2.
Nasib buruk
3.
Rekan yang tidak produktif
4.
Pemimpin yang tidak simpatik
Adapun
cara untuk meningkatkan kinerja karyawan menurut Timpe (1993) antara lain
1. Diagnosis
2. Pelatihan
3. Tindakan
Menurut Mangkunegara
(2000) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:
1. Faktor kemampuan
2. Faktor motivasi
Mc Cleland mengemukakan 6
karakteristik yang memiliki motif yang tinggi
1. Memiliki tanggung jawab tinggi
2. Berani mengambil resiko
3. Memiliki tujuan yang relistis
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang merealisasikann
tujuan
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit
6. Mencari kesempatan merealisasikan rencana
Menurut Gibson (1987) ada
3 faktor yang mempengaruhi kinerja
1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang, pengalaman
keerja, dll
2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, system penghargaan
E.
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
Bittel, LR and Nestrom J. W (1991)
mengungkapkan ada 3 alasan pokok perlunya adanya penilaian terhadap kinerja
karyawan
1. Untuk mendorong perilaku yang baik atau memperbaiki serta mengikis
kinerja dibawah standar
2. Untuk memuaskan rasa ingin tahu karyawan tentang seberapa baik mereka
bekerja
3. Untuk memberikan landasan yang kuat bagi pengamabilan keputusan
selanjutnya sehubungan dengan karir seorang karyawawan
BAB 15 FUNGSI
PENGENDALIAN
A.
PENGANTAR
Pengertian pengendalian sebenarnya beerkisar pada
kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian
keseluruh kegiatan manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara
tepat. Berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengendalian:
1.
Robbins dan Coulter (1999),
mengartikan pengendalian sebagai proses memantau kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan diselesaikan sebagaimana telah direncanakan dan proses
mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.
2.
Stoner, Freeman, dan Gilbert
(1996), mendefinisikan pengendalian manajemen sebagai suatu proses untuk
memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai
dengan aktifitas yang direncanakan.
3.
Robert J. Mokler, memberikan
pengertian pengendalian yaitu sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merencang system umpan balik
informasi, membandingkan prestasi actual dengan standar yang telah ditetapkan,
menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan
tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
4.
Schermerhorn (2002), Pengendalian
adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang di harapkan sesuai kinerja yang telah
ditetapkan. Controlling is the proses of measuring
performance and taking action to ensure desired result (schermerhorn,2002)
Berdasarkan batasan
tersebut, Mokler melihat terdapat empat langkah dalm pengendalian yaitu:
a. Menetapkan standard an metode untuk pengukuran prestasi
b. Mengukur prestasi’membandingkan prestasi sesuai dengan standar
c. Mengambil tindakan perbaikan
Latar belakang
dilakukannya pengendalian, sebagai berikut:
a. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan
b. Kemungkinan terjadinya kesalahpahaman pihak perencana dan pelaksana
c. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan
d. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan
Mekanisme
pengendalian/pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penetapan standar kegiatan
b. Menyusun umpan balik
c. Pembanding kegiatan dengan standar
d. Mengukur penyimpangan
e. Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
B. JENIS JENIS
PENGENDALIAN
1. Pengendalian
Pendahuluan (primary control)
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiataan
dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah di
anggarkan.
2.Pengendalian
Bersamaan(concurret control)
Pengendallian bersama memantau operasi yang berjalan
untuk memastikan bahwa berbagai tujuan tengah direalisasikan
3.Pengendalian Umpan Balik
(feesback control)
Sistem pengendalian umpan ballik biasanya berfokus
pada hasil akhir sebagai perbaikan berbagai tindakan masa depan.
Metode umpan balik yang dipalai dalam bisnis meliputi
analisa laporan keuangan (financial statement analisis), analisa biaya standar
(standar cost analysis), pengendalian kualitas (quality control), dan evaliasi
kinerj karyawan (employee performance evaluation).
Jika pengendalian dilihat
dari objeknya, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pengendalian administrative
2. Pengendalian operatif
Berdasarkan subjek
pengendaliannya, maka jenis pengendalian dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pengendalian intern, yaitu pengendalian yang dilakukan kusus ditujukkan
pelaku-pelaku dari fungsi yang berada di organisasi
2. Pengendalian ekstern, yaitu pengendalian yang ditujukan kusus pelaku,
subjek fungsi di luar organisasi
C.PROSES
PENGENDALIAN
Secara umum proses
pengendalia terdiri dari tiga langkah, sebagai berikut:
1.
Pengukuran Kinerja (measure the performance)
Yaitu pembandingkan antara standar dengan
pelaksanaan. Pembandingan tersebut berdasarkan pandangan ke depan yang dapat di
perbaiki dalam pelaksanaan ketika terjadi penyimpangan.
2.
Membandingkan prestasi dengan
standar (compare the performance match
the standar)
Langkah ini dimaksudkan untuk membandingkan
hasil yang telah diukur dengan target yang telah ditetapkan.
3.
Mengambil Tindakn Korektif(take corrective action)
Langkah ini yaitu mengambil tindakan
manajerial yang antara lain, tidak
melakukan apa-apa, mengoreksi kinerja sesungguhnya itu,manajer dapat merevisi
standar.
D. KARAKTERISTIK PENGENDALIAN YANG EFEKTIF
Sistem
pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Akurat (accurate)
2. Secara ekonomi realistic (economically
reslictic)
3. Tepat waktu (timely)
4. Realistik secara organisasi (organizationally
realistic)
5. Di pusatkan pada pengendalian strategis (focused on strategic control points)
6. Terkoordinasi dengan arus kerja organisasi (coordinated with the organization work flow)
7. Objektif dan komprehensif (objective
and comprehensible)
8. Fleksibel (fleksibel)
9. Diterima para anggota organisasi (accepted
by organization members)
mau nanya, kamu punya bukunya nggak ?
BalasHapusboleh minta versi pdfnya ga?
BalasHapus