Desa
Kaliwungu Kidul, yang termasuk wilayah Kecamatan Ngombol,Kabupaten Purworejo
Sebelah timur Kaliwungu Kidul terletak desa Wonoroto dan Tunjungan, di sebelah
selatan terpisah oleh bulak sawah,adalah desa Kesidan dan Kumpulsari. Sebelah
barat desa Kaliwungu Kidul ada desa Awu-Awu. Di sebelah utara desa Kaliwungu
Kidul ada desa Kaliwungu Lor dan desa Ringgit yg di pisahkan oleh sebuah
sungai, warga sekitar menyebutnya Kali Lereng.
Dipagi hari disaat fajar menyingsing, dalam keadaan cuaca yang cerah, bila kita
berada dijalan-desa arah keselatan yang menghubungkan desa Kaliwungu Kidul dan
Kumpulsari di tengah hamparan sawah yang luas berkilometer dan menatapkan
pandangan kearah utara, akan nampak kebiruan sosok dua gunung kembar/
kakak-adik Sumbing dan Sindoro menjulang tinggi dilangit biru .
Dan bila pandangan diarahkan ketimur laut maka nampak deretan pegunungan
Menoreh yang legendaris seakan mengawal keberadaan kabupaten Purworejo
tercinta. Di belakang deretan pegunungan Menoreh itu menyembul tampil dua
gunung sejoli Merbabu dan Merapi yang menyemburkan kukusnya abadi, layaknya
sebagai suami isteri yang setia berdampingan “tekan sakbejating jaman”.
Sekarang pandangan kita arahkan kebarat laut. Nun jauh disana, dikaki cakrawala
Karesidenan Banyumas nampil lamat2 dengan gagahnya Gunung Slamet bersaput kabut
pagi,gunung terbesar ditanah Jawa, dengan “pengiringnya” pegunungan Dieng
kearah timur nyambung dengan gunung Sindoro-Sumbing.
Malam hari didesa Kaliwungu Kidul mempunyai pesona sendiri. Dimulai dengan
suara bedug dan adzan maghrib,desa bersiap memasuki suasana dunia malam.
Pelopornya adalah suara jengkerik, orong2, kodok, macam2 walang, tokek diikuti
suara kelelawar/codot/kalong dan berbagai burung malam,spt burung hantu, emprit
gantil, gemak, kolik, bence dan burung2 malam lainnya yang bersahut2an menambah
suasana misteri alam desa.
Bila malam makin larut dan suasana makin hening, bintang bintang bertaburan
dilangit terdengarlah sayup2 deburan ombak laut kidul terbawa oleh hembusan
angin seakan membawa pesan tentang legenda keberadaannya Nyai Roro Kidul,
penguasa laut selatan yang misterius.
Menjelang pagi, suara kokok ayam jago mulai terdengar makin lama makin riuh
dengan macam2 irama baik yang merdu maupun yang serak2 disusul suara bedug dan
adzan subuh dari masjid -desa membangunkan mereka yang masih tidur untuk
melaksanakan sholat berjamaah di masjid, ”sholat itu lebih baik dari
tidur…”.Geliat alam desa mulai terasa,kicauan burung larwo/murai yang merdu
mengawali kicauan burung pagi.
Warga desa yang sebagian besar adalah petani sudah berangkat kesawah sebelum
fajar menyingsing dengan memanggul peralatannya,cangkul,garu,luku,dan bagi yang
memiliki kerbau menggiring kerbaunya sebagai teman untuk membantu mengerjakan
sawahnya
Demikian
sekedar kenangan masa kanak2 tentang alam dan suasana lingkungan desa KALIWUNGU KIDUL.
Aku merasa bersyukur dilahirkan di lingkungan alam demikian yang telah
membekali aku dengan kenangan indah yang tak akan terlupakan sepanjang hidup.
Bekasi, 30 September 2016
Singgih Pamungkas